Daud sangat dikasihi Tuhan, yang menjadi pertanyaan mengapa Allah sangat mengasihi kita? Arti nama Daud adalah “Yang Dikasihi” tetapi yang membuat dia dikasihi dan berkenan ternyata bukan karena latar belakangnya yang enak, yang baik, yang lurus – lurus saja. Hal ini tertuang dalam Mazmur Daud:
Mazmur 27:10 Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.
Mazmur 69:9 Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, orang asing bagi anak-anak ibuku.
Daud lahir dari keluarga yang bermasalah dengan kondisi rumah yang tidak enak. Tetapi dia ditemukan oleh Tuhan sebagai orang yang berkenan, dia dikenal sebagai orang yang mengalahkan Goliat, dia berkenan dan diperkenan.
Daud bukanlah seorang yang spesial, dia adalah seorang yang biasa saja, tetapi RESPON HATI-nyalah yang membedakan dia dengan saudara – saudaranya. Dan hal inillah yang harus kita pelajari dari kehidupan Daud. Dari seorang yang ditolak, menjadi yang dinobatkan.
Dalam peristiwa pengurapan oleh Nabi Samuel
1 Samuel 16:11-12 11Lalu Samuel berkata kepada Isai: ”Inikah anakmu semuanya?” Jawabnya: ”Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai: ”Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.” 12Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan berfirman: ”Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.”
Daud, ditolak oleh ayahnya sendiri. Dia diperintahkan untuk menjaga kambing domba. Memang kita banyak belajar dalam Mazmur 23 tentang gembala yang baik, dan peralatan seorang gembala dituliskan: tongkat dan gada. Tongkat berbicara tentang penggembalaan kambing dan domba, dan gada merupakan alat untuk melindungi diri ketika gembala bertemu dengan orang asing atau binatang buas. Coba bayangkan seorang ayah yang menyuruh anaknya yang masih kemerah – merahan untuk berangkat berperang, menjaga dirinya dengan gada.
Ini membuktikan bahwa sebenarnya pengembalaan bukanlah suatu pekerjaan yang seorang ayah dapat berikan kepada anaknya yang masih kemerah – merahan. Tetapi hal inilah yang dialami Daud, inilah penolakan yang pertama yang dialami oleh Daud. Tidak hanya itu, dia dilupakan oleh ayahnya.
Ketika Daud mengahantarkan makanan untuk kakak – kakaknya di medan perang
1 Samuel 17:28 Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: ”Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran.”
1 Samuel 17:17 Isai berkata kepada Daud, anaknya: ”Ambillah untuk kakak-kakakmu bertih gandum ini seefa dan roti yang sepuluh ini; bawalah cepat-cepat ke perkemahan, kepada kakak-kakakmu
Sekali lagi ayah Daud memerintahkannya untuk pergi ke tempat yang berbahaya, ke medan perang untuk mengantarkan makanan bagi saudara – saudaranya. Dan dia hanya melakukan apa yang diperintahkannya, Daud hanya taat kepada ayahnya tetapi apa yang dia dapatkan? Penolakan dari kakak – kakaknya. Inilah yang melandasi ditulisnya Mazmur 69.
Setelah dia berjasa mengalahkan Goliat dan musuh – musuh Bangsa Israel
1 Samuel 18:6-7 6Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; 7 dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: ”Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.”
Ayat tersebut menjelaskan bagaimana perempuan – perempuan menyongsong raja Saul, Daud yang mengalahkan Goliat namun Saul yang di songsong, tetapi Daud tidak sakit hati. Sebaliknya ketika perempuan – perempuan tersebut memuja Daud lebih dari Saul, hal tersebut membuat Saul sakit hati.
Dalam Peritiwa di Ziklag
1 SAMUEL 30:1-4, 6a Ziklag terbakar – Pembalasan Daud kepada orang Amalek 1Ketika Daud serta orang-orangnya sampai ke Ziklag pada hari yang ketiga, orang Amalek telah menyerbu Tanah Negeb dan Ziklag; Ziklag telah dikalahkan oleh mereka dan dibakar habis. 2Perempuan-perempuan dan semua orang yang ada di sana, tua dan muda, telah ditawan mereka, dengan tidak membunuh seorang pun; mereka menggiring sekaliannya, kemudian meneruskan perjalanannya. 3Ketika Daud dan orang-orangnya sampai ke kota itu, tampaklah kota itu terbakar habis, dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan. 4Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis. 6Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan.
Disini rakyat menyalahkan Daud, inilah titik terrendah Daud. Dia bukannya tidak mengalami apa yang dialami oleh orang – orang di sekitarnya, tetapi bukannya mendapat dukung, rakyat malahan menyalahkan Daud atas apa yang mereka alami.
Ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah penolakan yang dialami Daud:
Daud menurunkan ekspektasi/ pengharapannya pada manusia. Dia tidak mengharapakan perempuan – perempuan itu menyongsong dengan benar, dia tidak mengharapkan saudara – saudaranya untuk dapat menerima kenyataan bahwa dia yang diurapi, dia menurunkan ekspektasi dan pengharapannya pada manusia. Dia hanya meletakkan pengharapannya pada Tuhan.
Dia sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dan semua masih bisa berbuat salah bahkan mengecewakan. Itu artinya kita pun tidak boleh lupa bahwa kita sendiri juga masih jauh dari sempurna dan masih bisa mengecewakan orang lain.
1 Samuel 30:6b …Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, Allahnya.
Ditengah – tengah himpitan dan penolakan – penolakan yang dialaminya, Daud memilih untuk tetap memegang teguh janji Tuhan dalam kehidupannya. Dia tetap percaya kepada Tuhan yang sudah menetapkkannya menjadi raja atas Israel. Dia tidak menyalahkan kedaan atau mencari kambing hitam, tetapi Daud menguatkan hati dan kepercayaannya lebih lagi kepada Tuhan, Allahnya. Dia percaya bahwa Tuhan pasti akan menggenapi janjiNya.
"Berserah = menukar kelemahan manusia dengan kekuatan Allah"
Dia berserah kepada Tuhan, dan definisi dari berserah adalah menukar kelemahan kita dengan kekuatan Allah. Ini artinya kita perlu melangkah dalam iman. Berserah bukan berbicara tentang kepasifan, tetapi berserah membuat seseorang menjadi lebih aktif. Ditengah – tengah sakit – penyakitnya Daud tetap menyembah dan memuji Tuhan, tetap dengar – dengaran dengan arahan Tuhan dan taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan.
Dalam Kisah Para Rasul 13:22, Daud disebut berkenan kepada Tuhan karena Dia percaya, berserah, dan bersandar keapda Tuhan (Ibrani 11:6.) Percayalah bahwa air mata yang anda cucurkan hari ini akan Tuhan ubah menjadi tari – tarian ketika anda memutuskan untuk berserah, dan percaya kepada Tuhan.
Daud dan prajuritnya mengejar Amalek, dan mengalahkan mereka serta mambawa kembali keluarga mereka (1 Samuel 30:8-31), sementara itu di waktu yang hampir bersamaan Saul tewas dalam peperangan melawan orang Filistin (1 Samuel 31), dan akhirnya Daud diangkat menjadi Raja (2 samuel 2:4.) Dalam masa – masa penantian penggenapan janji Tuhan, Daud bukanlah seorang yang pasif, dia tetap berperang dalam tuntunan dan arahan Tuhan.
Sekarang, di tengah – tengah permasalahan yang anda sedang alami, stop mengasihani diri, tetapi mulailah tanya Tuhan apa yang harus anda lakukan, dan bersiaplah untuk melakukan itu hingga janjiNya benar – benar terpenuhi dalam kehidupan anda. Milikilah kelenturan hati untuk mau bergerak dalam tuntunan Tuhan dan dibentuk oleh Tuhan sampai Dia menggenapi janjiNya dalam kehidupan anda.
Link Ibadah Victory Community Church: