Ibadah Umum
Christ is Enough!
23 November 2024  
  4 min baca

Mazmur.23:1 "Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.”

Mazmur 23 merupakan salah satu mazmur yang dituliskan Daud di masa tuanya, mazmur ini adalah kesimpulan Daud sebagai seseorang yang percaya kepada Tuhan. Kita semua tahu cerita Daud, dari seorang penggembala yang diurapi sebagai raja, dikejar-kejar untuk dibunuh, sampai menjadi raja yang dikagumi bangsanya dan musuh-musuhnya, hingga dia jatuh dalam dosa, dan sampai akhir hidupnya, dimana kerajaannya masih terus dilanjutkan oleh anak-anaknya.

Yang menjadi permasalahan orang percaya bukan tentang tidak diberkati Tuhan, tetapi selalu merasa kurang, merasa tidak cukup. Itulah sebabnya Daud membuat suatu pernyataan dalam mazmurnya “Tuhan adalah gembalaku, aku tidak akan kekurangan.” Artinya Daud berkata bahwa dia hidup dalam kecukupan.

Pertanyaan selanjutnya, “apakah hidup Daud sempurna?” Sebagai seorang anak, dia dilupakan oleh ayahnya sendiri. Dia tidak masuk dalam hitungan, dia tidak dianggap mampu oleh ayahnya. Tetapi ini tidak menjadi masalah bagi dia, dia hanya melakukan apa yang ayahnya percayakan, yaitu dua tiga ekor domba saja karena bagi Daud pribadi Tuhan itu cukup!

Bukankah kita seringkali merasa kurang dengan apa yang Tuhan sudah berikan. Anak – anak merasa kurang dikasihi orang tua, suami merasa kurang ketika melihat istrinya, begitu juga dengan istri ketika melihat suaminya. Ini terjadi karena kita menggunakan standar dunia, kita menggunakan ukuran dunia untuk menentukan cukup tidaknya berkat – berkat yang Tuhan sudah curahkan dalam kehidupan kita.

Selanjutnya tentang Daud, dia diurapi menjadi raja, dan baru setelah kurang lebih 9 tahun dia dilantik menjadi raja. Dalam Mazmur 23, Daud menuliskan “…sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman…” terjemahan lain menuliskan “… dibawah bayang – bayang maut…” ini merupakan pengalamannya ketika Raja Saul mengejar dia dan hendak membunuhnya. Dalam kondisi ini, Daud bisa saja memilih untuk protes, tetapi dia memilih untuk berkata “…aku tidak takut bahaya, sebab Tuhan beserta dengan aku…” Bagi Daud menjadi raja bukanlah hal yang utama, Daud berpikir bahwa janji Firman Tuhan itu cukup baginya. Bagaimana janji itu akan terjadi bukanlah masalah bagi Daud.

Seberapa sering kita sudah menerima janji Allah tetapi di tengah musim menunggu ini kita meresponi dengan gerutuan. Belajarlah dari Daud – Tuhan itu cukup bagiku! Ketika kita masih menantikan janji Tuhan, terus katakan kepada diri anda bahwa – Tuhan cukup bagiku! Janji firmanNya cukup bagiku. Sekalipun keluarga, karir, pekerjaan, usaha, anda dalam bayang – bayang maut terus pegang firman Tuhan dan yakini bahwa itu cukup bagi anda.

Ketika akhirnya dia jatuh dalam perzinahan dengan Bathsheba. Dia tidak hanya berzinah tetapi juga merencanakan pembunuhan Uria, suami Bathsheba. Manusia cenderung tidak bertobat tanpa teguran. Sebab itulah Tuhan mengirim Nabi Nathan untuk menegur Daud. Demikian juga dengan kehidupan kita, Tuhan memberikan Firmannya sebagi pelita dan terang bagi jalan kita. Dalam kegelapan, kita membutuhkan firman Tuhan untuk menerangi jalan kita. Itulah sebabnya ketika kita mendapat teguran Firman Tuhan atau hamba Tuhan, jangan marah – ingat bahwa kita ditegur untuk diperbaiki, bukan untuk dihancurkan.

Inilah yang membedakan Daud dengan Saul, Daud bertobat ketika Tuhan menegurnya, sedangkan Saul tidak. Saul ketika dia mendapat teguran Samuel karena dia melakukan apa yang menjadi tugas imam, Saul lebih mementingkan harga dirinya di hadapan orang - orang dibanding untuk bertobat. Sedangkan Daud, ketika Nabi Nathan datang menegur perzinahannya dan pembunuhannya, dia segera menaikkan doa “Tuhan, jangan Kau ambil RohMu daripadaku.” Daud tidak berkata “jangan Kau ambil uangku”, tidak juga “jangan kau ambil tahtaku”. Bagi Daud, Tuhan-lah yang paling penting dalam hidupnya, bukan kerjaan, bukan kedudukan, popularitas, dan lain-lainnya. Meskipun akhirnya Daud harus menerima konsekuensi dari dosanya, Daud tetap berkata bahwa Tuhan itu cukup baginya.

Bagi Daud, apapun yang terjadi, selama Tuhan beserta dengannya, dia percaya bahwa tangan kuat Tuhan pasti menolongnya, karena bagi Daud – Tuhan cukup! Ini adalah sikap hati yang juga harus kita miliki. Belajarlah dan percayalah bahwa Tuhan itu cukup bagi kehidupan anda dan saya. Yang terpenting dalam hidup kita bukanlah uang, tahta, ketenaran, relasi, atau yang lainnya; tetapi yang terpenting dalam hidup kita adalah keberadaan Tuhan. Belajar berkata – Tuhan itu cukup bagiku!

Link Ibadah Victory Community Church:

Hidup Bebas Kutuk
Admin KR  
  23 November 2024
Baca Renungan
Suara Tuhan
Admin KR  
  23 November 2024
Baca Renungan
Gali Parit (4): Pribadi Yang Berani Berkorban
Admin KR  
  23 November 2024
Baca Renungan
Copyright © 2021 
 Victory Community Church - Supported by Reborn