Ibadah Youth
MASA MENABUR
23 November 2024  
  13 min baca

Di usia muda, kita sering mempertanyakan tuaian yang tidak kita kunjung lihat, ini adalah sesuatu yang wajar karena masa muda anda adalah masa-masa untuk anda menabur. Dan saya pelajari bahwa seorang petani yang sedang menabur, mereka tidaklah menuai di waktu yang bersamaan. Anda mungkin berpikir bahwa anda terus menerus menabur dan tidak ada tuaian yang anda bisa nikmati, inipun wajar karena inilah masa menabur anda - anda tidak dapat menbur dan menuai di waktu yang bersamaan.

Di musim menabur ini jangan fokuskan pikirananda pada "kapan anda bisa menuai", tetapi fokuskan pikiran dan tenaga anda pada apa yang anda dapat lakukan di musim ini sehingga tuaian yang anda dapatkan bisa maksimal. Saya akan bagikan 3 hal yang kita dapat lakukan di musim menabur ini untuk memastikan tuaian yang sempuran.

Matius 20:1-16 Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur 1”Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. 2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. 3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. 4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi. 5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. 6 Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? 7 Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. 8 Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. 9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. 10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. 11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, 12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. 13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? 14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. 15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? 16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”

Dalam perikop diatas terdapat 3 kelompok orang yang dapat kita pelajari dan perlu kita perhatikan:

1. Orang yang bekerja atas dasar kesepakatan, atas apa yang Tuannya akan berikan padanya (ay. 1-2)

2. Orang yang tidak memiliki kesepakatan, tetapi dijanjikan oleh Tuannya “…apa yang pantas akan kuberukan kepadamu…” (ay. 3-4)

3. Orang yang tidak mempertanyakan tentang upah (ay. 6-7)

Kelompok pertama bekerja atas dasar kesepakatan, setelah menyepakati 1 hari 1 dinar, maka mereka pergi bekerja. Sedangkan kelompok kedua mereka tidak memiliki kesepakataan apapun tetapi mereka mendapat janji, bahwa menurut penilaian Tuannyalah mereka akan mendapat yang sepantasnya. kemudian kelompok yang ketiga, adalah kelompok yang tidak memiliki kesepakatan maupun janji, kelompok ketiga tidak mempermasalahkan gaji, upah, tetapi hanya mendengar perintah dan mereka pergi ke kebun anggur itu.

Kelompok ketiga tidak melihat pada kontrak atau kesepakatan maupun janji, tetapi mereka hanya bergantung pada kemurahan hati Tuhan. Kita seharusnya menjadi orang-orang yang masuk dalam bilangan kelompok ketiga. Dan kita bisa menjadi golongan kelompok ketiga dengan cara:

MILIKI SIKAP HATI YANG BENAR

Dalam pemikiran dan hikmat manusia kita bisa saja berpikir bahwa perumpamaan ini tidak adil. Kenapa yang bekerja satu hari mendapatkan yang sama dengan yang hanya bekerja satu jam? Tetapi ketika saya pelajari, ternyata yang Tuhan lihat bukan lamanya kita bekerja, tetapi sikap hati dan respon hati kita ketika mendapatkan perintah Tuhan.

Perjalanan kita bersama dengan Tuhan sama halnya dengan perumpamaan dan pekerja-pekerja ini, kita diperhadapakan pada dua pilihan: kita mau hidup dengan Tuhan berdasarkan legalitas, perjanjian, kesepakatan, kontrak. Dimana kita berkata “Ok Tuhan, aku mau bergerak kalau Engaku memenuhi kebutuhanku, A, B, C, dst…” ATAU kita memilih untuk fokus pada kewajiban dan tanggung jawab kita, dan kita menyerahkan masalah upah sepenuhnya kepada otoritas dan kedaulatan Tuhan, karena kita yakin bahwa Dia adalah Allah yang pemurah, Allah yang penyayang sehingga kita tahu bahwa apapun yang diberikanNya pasti lebih dari cukup untuk kita. Disinilah kita dilatih melangkah dalam iman percaya kepada kasih karunia Allah dalam kehidupan kita.

Disisi lain, berkat luar biasa yang diberikan Tuhan kepada orang lain tidak boleh membuat kita iri hati, tetapi justru membuka mata kita untuk memahami betapa besar kebaikan Tuhan, dan kita bisa berkata kalau Tuhan bisa menolong orang lain, Tuhan pasti bisa menolong aku; kalau Tuhan bisa bermurah hati pada orang lain, maka Dia pasti bisa bermurah hati pada aku juga. Bahkan dalam perikop ini kita belajar bahwa terkadang Tuhan memberi berkat yang luar biasa kepada orang-orang yang sepertinya tidak layak, supaya membukakan mata orang-orang di sekitarnya untuk tidak hitung-hitungan dengan Tuhan, supaya mereka paham bahwa takaran Tuhan itu tidak dapat diukur dengan hitungan manusia, bahkan tidak dapat masuk dalam nalar manusia, karena takaran Tuhan bergantung pada Kasih dan KemurahanNya.

Jangan iri hati dengan orang-orang yang mengalami kemurahan Tuhan, tetapi justru periksa dan jaga sikap hati yang sama seperti kelompok orang ketiga. Stop! Bersikap seperti kelompok kesatu yang baru mau bekerja setelah ada kesepakatan! Artinya kita harus terus melakukan tanggung jawab yang Tuhan perintahkan tanpa memikirkan kenyamanan kita. Lakukan apa yang Tuhan perintahkan tanpa hitung-hitungan dengan Tuhan. Belajarlah percaya kepada Tuhan. Percaya kepada kebaikan Tuhan.

DO AN EXTRA MILE! [LAKUKAN LEBIH!]

Amsal 6:9-11 9Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? 10”Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring” – 11maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Amsal di atas mengajarkan bahwa ketika kita mulai bermalasan-malasan, itu sama artinya dengan mengundang roh kemiskinan. Kemalasan adalah bentuk persetujuan seseorang dengan roh kemiskinan. Kemalassan mengaktifasi roh kemiskinan dalam diri anda. Kemalasan, seperti aroma yang dapat dicium oleh roh kemiskinan. Semakin malas seseorang, pasti semakin miskin, karena kemasalana adalah bahan bakar dari kemiskinan.

Kemiskinan bukanlah suatu keadaan, kemiskinan dalah roh. Dalam ayat ke 10 terjemahan New International Version dituliskan hanya sedikit saja kemalasan mendatangkan kemiskinan. Tidak membutuhkan kemalasan yang banyak, hanya kemalasan yang sedikit. Itulah sebabnya saya ingatkan hari ini, kalau anda suka bersantai-santai, bermalas-malasan, berhati-hatilah karena roh kemalasan bisa saja sedang mendekati anda.

Cara praktis untuk kita bisa menghindari dan menghilangkan rasa malas adalah dengan melakukan EXTRA MILE. Artinya kita tidak hanya melakukan apa yang menjadi kewajiban kita tetapi kita melakukan lebih dari apa yang seharusnya kita kerjakan. Kalau kita berpikir hanya untuk melakukan apa yang menjadi tugas saja, maka setelah tugas itu selesai, kita akan berpikir tidak ada hal lain yang bisa kita kerjakan, akhirnya kita menjadi malas. Sebaliknya ketika kita memiliki cara pikir untuk melakukan lebih lagi (extra mile) maka ketika tugas kita selesai, kita akan menjadi proaktif untuk menolong yang lain. Kita akan menjadi proaktif untuk menyelesaikan apa yang menjadi tugas orang lain, atau untuk menyelesaikan tugas kita lebih baik lagi, lebih dari yang diharapkan si pemberi pekerjaan.

Amsal 13:18 Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.

Selain tidak boleh bermalas-malasan, kita harus memiliki kerendahan hati. Untuk menerima didikan kita perlu memiliki kerendahan hati. Artinya ketika kita sombong dan menolak didikan hal tersebut dapat mengaktifkan kemiskinan. Dari pelajaran ini kita melihat bahwa kemalasan dan kesombongan mengaktifkan kemiskinan. Seburuk apapun teguran atau didikan bahkan ketika itu sepertinya bertentangan dengan firman, tetap milikilah kerendahan hati untuk menerima dan menimbang itu sebagai pembelajaran. Filter teguran itu dengan Firman dan izinkan Tuhan membentuk kita menjadi pribadi yang terus rendah hati.

BERTANGGUNG JAWAB MENGELOLA UANG

PERPULUHAN

Ibarani 7:8-9 8Dan di sini manusia-manusia fana menerima persepuluhan, dan di sana Ia, yang tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia hidup. 9Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima persepuluhan,

Ketika kita membayar perpuluhan kita, sebenarnya kita sedang mendeklarasikan bahwa Tuhan Yesus hidup, perpuluhan kita berbicara dan mengakui bahwa Tuhan Yesus bangkit dari kematian dan Dia hidup. Dan karena Dia hidup, kita dapat mengakses doa-doa Yesus, karena Dia hidup untuk kita dan kita mengakui itu dengan membayar perpuluhan kita, maka kita mendapat akses dari kehidupanNya, mujizatNya, dan karya-karyaNya

Ibrani 7:25 Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.

Dengan mengakui kebangkitan Tuhan Yesus, artinya mendeklarasikan bahwa Dia adalah Tuhan yang hidup maka kita mendapat akses untuk menjadikan Yesus sebagai pengantara kita untuk berdoa kepada Bapa. Akses atas mujizat Yesus, dan akses-akses lain atas apa pun yang Tuhan Yesus pernah kerjakan dan dapat kita temukan di dalam Alkitab. Kita mendapatkan akses itu melalui perpuluhan yang kita kembalikan kepada Tuhan.

Menyerahkan apa yang seharusnya kita serahkan

Yakobus 5:3 Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir.

Kita harus memiliki konsep berpikir dan menyadari bahwa kita bukanlah pemilik, tetapi kita adalah pengelola. Ini adalah konsep berpikir yang akan memudahkan kita untuk melakukan perpuluhan dan menyerahkan apa yang seharusnya kita serahkan. Konsep berpikir yang saya lakukan adalah bahwa saya memandang Tuhan sebagai partner/ rekan bisnis saya. Bayangkan, Tuhan itu pemilik perusahaan tetapi Dia hanya “meminta” 10% saja. Dalam dunia bisnis biasanya pemilik berhak atas bagian yang lebih besar, minimal 50%. Maka kalau Tuhan yang “meminta” 10% saja kita permainkan, artinya kita tidak dapat bertanggung jawab dengan apa yang Tuhan sudah percayakan.

Tidak hanya perpuluhan yang merupakan miliki Tuhan, tetapi juga menyerahkan apa yang seharusnya kita serahkan, artinya terkadang Tuhan menitipkan berkat seseorang kepada kita, kita tidak boleh menganggap itu sebagai milik kita, kita harus menyerahkan sesuai dengan apa yang Tuhan sudah tetapkan dan perintahkan. Bisakah kita, sebagai pengelola, menyerahkan bagian tersebut kepada orang yang berhak atas itu. Seringkali kita berpikir bahwa apa yang kita terima semuanya adalah hak kita. Tetapi sebenarnya, tidak seperti itu, kita perlu mengerti dan memahami konsep roti dan benih. Kita harus dapat membedakan berkat mana yang memang bagian kita untuk kita nikmati dan mana yang merupakan bagian orang lain.

Ketika kita menhan apa yang menjadi hak orang lain, maka uang kita dapat bersaksi melawan kita dalam pengadilan surga. Ayat tersebut jelas menuliskan bahwa emas dan perak dapat bersaksi dan memakan daging seperti api. Yesus sendiri mengajarkan bahwa sebelum kita memberikan persembahan, kita harus berdamai terlebih dahulu dengan orang yang memiliki “ganjelan” terhadap kita, mengapa hal ini sangat penting? Karena uang kita dapat bersaksi kepada Tuhan tentang motifasi pemberian kita, tentang bagaimana perasaan orang lain terhadap anda. Artinya uang anda bersaksi di pengadilan surga “Ah, orang ini memberi atas dasar kesombongan.”, “Tuhan, orang ini memberi karena benar-benar mengasihi Engkau.”, atau bahkan uang kita bersaksi “dia memberi persembahan ini untuk menyuap Tuhan supaya tidak menghukum kesalahannya.”

Artinya dalam pengadilan surga motifasi anda dapat disampaikan oleh persembahan yang anda berikan, olehnya penting sekali untuk kita membersihkan hati kita terlebih dahulu sebelum kita memberikan persembahan kepada Tuhan. benarkan sikap hati, bereskan hubungan anda dengan sesama anda, bahkan hal terburuk yang dapat anda lakukan ketika anda sedang menyakiti orang lain adalah memberikan persembahan, karena persembahan kita justru sia-sia dan malahan memberikan kesaksian yang memberatkan kita.

Hal terburuk yang dapat anda lakukan ketika anda sedang menyakiti orang lain adalah memberikan persembahan. -Robert Henderson-

Belajar dari Ayub, dia adalah seorang yang saleh, tetapi bagaimana iblis bisa menyerang Ayub, dimana letak celah Ayub? Celahnya adalah ketika dia tahu bahwa anak-anaknya sedang berbuat dosa kepada Tuhan, dan Ayub memberikan persembahan. Dia berpikir mudah-mudahan dengan persembahan ini Tuhan tidak menghukum mereka, dia tidak menegur anak-anaknya tetapi malah memberikan persembahan dan ternyata persembahan yang diberikannya malahan menjadi serangan balik, boomerang untuk dia. Dia memberi bukan karena cintanya kepada Tuhan, tetapi karena dia sayang pada anak-anaknya, supaya Tuhan tidak menghukum anaknya, ini sama dengan menyuap Tuhan. Persembahan itu penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah untuk memiliki hati yang benar ketika memberikan persembahan kita, motifasi yang benar ketika memberi persembahan.

Yakobus 5:4 Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.

Apa yang menjadi hak seseorang haruslah kita serahkan, meskipun orang itu mungkin merugikan kita, menyakiti kita, kita tidak boleh menjadi “covenant breaker” (= pelanggar perjanjian). Artinya apa yang menjadi kewajiban kita haruslah kita lakukan tanpa memandang apa yang orang lain lakukan terhadap kita, bahkan ketika seseorang mengkhianati kita, kita harus tetap menepati apa yang sudah kita janjikan.

Mazmur 15: 1,4 1 Siapa yang boleh datang kepada Tuhan? 1Mazmur Daud. Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? 4 yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan Tuhan; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi;

Ayat 4 jelas menuliskan bahwa ketika kita melanggar sumpah kita karena kita merasa rugi kalau kita melakukan apa yang kita janjikan, kita tidak boleh masuk dalam hadirat Tuhan. Kita tidak masuk kualifikasi untuk berada dalam hadirat Tuhan. penting bagi kita untuk tetap berkomitmen pada janji dan sumpah kita, tidak peduli apa keadaan yang kita sedang hadapi. Apalagi ketika kita bernazar kepada Tuhan, kita harus menepati apa yang sudah menjadi nazar kita. Nazar adalah salah satu bentuk kita melibatkan surga untuk menyelesaikan apa yang kita sedang hadapi artinya permasalahan kita menjadi permasalahan surga, disisi kita, itu artinya kita “meminjam” sumber daya surga yang harus kita kembalikan sesuai dengan apa yang sudah kita janjikan. Itulah sebabnya nazar seringkali membawa percepatan dan pembalikan keadaan, tetapi jangan sampai kita melanggar nazar yang kita sudah ucapkan.

Maka di musim menabur ini ingat terus tiga hal yang kita harus lakukan: menjaga sikap hati yang benar, melakukan extra mile, dan bertanggung jawab mengelola keungan khususnya perpuluhan dan menyerahakan apa yang seharusnya kita serahnya. Jika kita setia melakuakn 3 hal in id musim menabur, maka percayalah bahwa anda akan menuai dengan maksimal dan anda dapat menikmati taburan anda di waktu dan cara Tuhan yang ajaib.

Link Ibadah Victory Community Church:

Hidup Bebas Kutuk
Admin KR  
  23 November 2024
Baca Renungan
Suara Tuhan
Admin KR  
  23 November 2024
Baca Renungan
Gali Parit (4): Pribadi Yang Berani Berkorban
Admin KR  
  23 November 2024
Baca Renungan
Copyright © 2021 
 Victory Community Church - Supported by Reborn